Yak, untuk kedua kalinya aku telat post untuk #Blogger’sChallenges, hiks.. 

(Ini tidak bisa dibiarkan. Ini tidak baik)

Sebelumnya, aku mau minta maaf sama Nadya, pencetus tantangan kedelapan belas di #Blogger’sChallenges karena aku telat posting tentang kepribadian ganda ini. 

Sejujurnya aku ngerasa gagal sebagai ‘penyuka psikologi’. Karena ketika Nadya ngasi tantangan ini, aku ngerasa gelap. Hihihi.

Jadi, Nadya minta kami untuk nulis apapun yang diketahui tentang kepribadian ganda.. yang sering disamakan dengan bipolar.. padahal keduanya tidak sama. 

So, aku nanya ke Shely, “Kepribadian ganda itu gimana Shel?” 

Shely ini suka sekali psikologi, dia bahkan dulunya pengen kuliah jurusan itu, namun….

“Seingatku alter ego, Wa.”

Oke, aku sendiri sama sekali nggak pernah memikirkan dan mencari tahu tentang kepribadian ganda selama ini. 

Tahulah ya, penjelasan psikologi di artikel atau buku ilmiah itu berat-berat, banyak kali istilahnya. Pening kepala berbie chantiks.. 

Aku kemudian ingat pada buku Hati-hati Mengatakan Anda Tidak Sakit Jiwa karya Agustinus Sipayung yang kupinjam dari Shely, aku membaca daftar isinya namun ternyata nggak ada penjelasan tentang kepribadian ganda itu. Yang ditulisnya seputar fobia, psikopat dsb. 

Akupun searching di Google namun sinyak jelek banget. 

(Oke, itu semua hanya excuse)

Aku bingung ambil angle apa untuk tulisan ini. Kalo mau bahas dari segi ilmiah dan ilmu psikologinya, aku takut asal cakap. Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan drama Korea yang berbau psikologi. Hahahhahahhahahahha.

Nah, dari artikel yang kubaca di Google (aku nggak ngasi linknya karena nulis ini di aplikasi wordpress di hp), kepribadian ganda itu tidak sama dengan bipolar! 

Mereka itu sodara (sama-sama kelainan/gangguan jiwa), namun ciri-cirinya berbeda. 

Ketika mencari tentang kepribadian ganda, aku menemukan banyak istilah yang kira-kira artinya sama.

Multiple Personality Disorder (MPD, kayak gelar magister, haha).

Dissociative Identity Disoder (DID, kayak auxiliary verb, haha).

Alter ego (aku yang lainnya)

Selain itu ada istilah split of personality (perpecahan kepribadian)

Dulunya, saat ilmu pengetahuan belum berkembang, kasus kepribadian ganda disamakan dengan kerasukan setan (karena tidak bisa dijelaskan sebab musababnya). Namun, setelah ilmu psikologi berkembang, kepribadian ganda masih juga jadi bahasan yang debatable.

Kepribadian ganda hits karena diterbitkannya kisah mengenai pengidap kepribadian ganda. Setidaknya, ada dua orang yang dinyatakan mengalami kasus ini yaitu Shirley Ardell Mason (yang diangkat menjadi novel Sybil) dan Billy Milligan (dalam 24 Wajah Billy).

Sybil dikatakan punya 16 kepribadian. Hal ini dikarenakan trauma masa kecil yang parah. Ia dianiaya ibunya sendiri (yang memiliki penyakit jiwa juga). Sybil sering kehilangan waktunya, tiba-tiba menemukan benda yang tak dia punya di kamarnya, dan juga sering berada di tempat yang tidak diketahui sebelumnya. 

Awalnya dia didiagnosis lupa ingatan, namun lama-kelamaan psikolog yang menjadi terapisnya menemukan dia memiliki kepribadian yang bervariasi. 

Namun, banyak psikolog lain yang beranggapan bahwa Sybil hanya disisipkan false memory ketika dihipnotis sang psikolog. 

Kemudian, Billy Milligan terkenal karena membunuh beberapa orang namun dinyatakan innocent. Penjelasan paling logis adalah Billy memiliki 24 kepribadian. Sehingga yang melakukan pembunuhan bukan dirinya, namun kepribadiannya yang lainnya. Ketika dites dengan lie detector, ia memang tidak menunjukkan sikap berbohong. Ia tidak tahu apa-apa. Ia tidak ingat. Hmm..

Katanya, Billy ini mengalami penganiayaan dan pelecehan seksual ketika kecil sehingga dirinya berusaha melepaskan/melupakan kenangan itu, muncullah kepribadian lain untuk mengambil alih.

Jadi, kepribadian ganda itu umumnya dipicu oleh trauma masa kecil yang sangat menyakitkan hingga membuat seseorang ingin mengingkarinya. 

Kemudian, kepribadian ganda sering disebut sebagai bipolar, namun itu tidak benar. 

Jika kepribadian ganda diwarnai dengan alter ego (aku yang lain), kepribadiannya bisa memiliki nama, identitas, bahkan ras yang lain. Semuanya menjadi pribadi yang berbeda-beda. Ketika satu kepribadian mengambil alih tubuh, maka kepribadian aslinya tertidur. Maka dari itu, sering penderita kepribadian ganda sama sekali lupa waktunya, ditemukan dalam keadaan yang tidak dipahaminya, dsb. Sedangkan bipolar merupakan gangguan yang merujuk pada maniac depressive. Suasana hatinya berubah-ubah. Satu menit senang sekali, menit berikutnya depresi hingga ingin bunuh diri. Perubahan mood-nya (mood swing) ekstrim. 

Ingat kasus Marshanda? Dulu dia sempat dibilang bipolar kan karena perubahan sikapnya. Pernah muncul video hits yang menunjukkan kekesalannya pada tindak bully-ing teman-temannya. Selain itu, pernah dia pake jilbab (hijrah) lalu setelah cerai, dia buka jilbab lagi dan tampilannya jadi auuurgggh seksi-seksi gityu. Namun, isu yang digadang-gadangkan, dia mengalami bipolar sehingga mood swing nya dianggap bertanggung jawab atas sikapnya itu.

Aku mah nggak mau ngomentari apa-apa soalnya aku nggak punya berkas dan bukan psikolognya. 

Oke, kenapa bahas bipolar dan Marshanda? #salahfokus

Jadi, di salah satu artikel yang aku baca, adakah cara untuk mengetahui seseorang kemungkinan berkepribadian ganda? 

Caranya, tanya langsung pada orangnya. Haha.

Misalnya, kamu berteman dengan A, dia merupakan pribadi yang baik dan santun. Suatu hari dia marah besar dan memaki semua orang. Nah, coba tanya, “Kamu siapa, A kan?”

Jika dia menjawab, “Ya iyalah, aku A!” 

Maka dia bukan seorang berkepribadian ganda. Karena, jika seseorang berkepribadian ganda, dia akan menunjukkan identitas yang beda. 

“Siapa itu A? Aku Z.”

Nah, kalo dia jawab seperti itu dengan serius, kita perlu curiga, wkkwkwk.

Oke, ngerti kan?

Lantas, di atas aku bilang mau cerita tentang drama Korea. 

So, bicara tentang kepribadian ganda, aku langsung ingat sama drakor Kill Me Heal Me. Di situ, tokoh utama memiliki 7 kepribadian. Ada yang bertingkah seperti preman, perempuan centil, tukang bom, suka bunuh diri, dsb. Do Hyun merasa ketika kecil sering disiksa ayahnya namun ternyata itu false memory saja. Bukan dirinya yang disiksa melainkan teman dekatnya. Jadi, dia saksi -yang karena suatu kejadian besar- justru merasa menjadi korban. 

Di situ, Do Hyun akan kehilangan dirinya jika dia diberikan tekanan besar (under pressure). Jika dia gelisah dan takut atau dipukul, maka tubuhnya akan diambil alih kepribadiannya yang lain. 

Untuk contoh false memory yang disisipkan oleh orang lain, aku pernah menonton drakor The Mask, di situ ada scene ketika tokoh utama datang ke psikolognya karena dia ingin tahu kejadian yang sebenarnya, namun psikolog itu disuap oleh tokoh jahat sehingga dalam sesi hipnotis, psikolog tersebut mensugesti bahwa si cowok itu mencekik leher seorang perempuan dengan tali tas, hal itu membuat si cowok stres dan merasa bersalah. 

Selain itu, di drakor Dr. Frost juga dihadirkan scene false memory. Di situ false memory digunakan untuk mengobati seseorang yang mengalami trauma. Jadi, memory buruknya dikubur dan digantikan dengan memory bahagia supaya si penderita menjadi optimis hidup. 

Tapi yang perlu diketahui, false memory itu banyak bahayanya ya. Itu juga alasanku nggak mau dihipnotis, wkwkwk. 

False memory itu bisa ditanamkan oleh orang lain. Namun diri sendiri juga bisa. 

Kadang kita merasa pernah dijahatin, namun ternyata nggak. Ternyata itu efek dari baca novel atau nonton film sehingga kita ngerasa kita yang dianiaya. Haha. Bahaya kan? 

Dalam Dr. Frost juga ada satu episode yang menceritakan tentang seorang bipolar. Dia posesif. Dia ceria namun jika orang yang disayanginya tidak memperhatikannya (sebenarnya itu hanya asumsi di pikirannya saja), maka dia sering mengancam bunuh diri. Ketika dia bilang dia hendak bunuh diri, ada dua kemungkinan, dia berharap dihentikan dan kembali dipedulikan, atau dia mati karena kehabisan darah (karena mereka ini nekat lho). 

Nonton drama korea atau film yang bercerita tentang hal psikologi memang mengasyikkan, namun aku juga menyadari bahwa itu bisa saja dicampurkan bumbu-bumbu fiksi (tidak benar secara keseluruhan). Jika memang mau tahu tentang hal seperti itu sebaiknya kita membaca buku referensi ilmiah yang ditulis berdasarkan riset para psikolog. 

Bagiku sendiri, kepribadian ganda itu punya sisi negatif dan positif. 

Negatif karena mereka terbentuk dari trauma yang menyakitkan. Artinya si pengidap memiliki masalah yang membuatnya sangat tertekan (umumnya saat masih kecil di mana mentalnya belum stabil). Selain itu, penderita juga sering kebingungan mendapati dirinya melakukan hal yang tidak biasa ia lakukan. Ia juga kehilangan waktunya karena diambil alih oleh alter egonya. Yang paling mengerikan, jika kepribadiannya adalah sosok jahat yang mampu melakukan kriminalitas. 

Positifnya, mungkin itulah cara penderita untuk hidup dengan normal tanpa dibayang-bayangi masa lalunya. Apalagi jika kepribadian yang ada padanya baik-baik semua, misalnya A suka memasak, B jago matematika, C pemberani, D suka belajar,dsb.. ya setidaknya dia bisa merasakan hidupnya lebih optimis. 

Nah, di akhir tulisan ini, aku ingin mengajak pembaca untuk sering-sering nonton drama Korea. Hahhahhaa.

Karena drama Korea punya keunikan dan keseruannya tersendiri. 

Banyak hal yang bisa dipelajari dari menonton drama Korea, wkwkkwk.  

Jika kalian pikir drama Korea itu sama dengan sinetron Indonesia, kamu salah pake bangets. 

Drama Korea itu logis. Cowoknya ganteng-ganteng. Baik hati. Haha. 

Korean dramas are always total in every scene. 

Drama Korea juga gampang di-download.

Okelah, aku rasa tulisanku makin meleber-leber. 

Mianhe 

Saranghe

Gomawoyo

Jajangmyun.. wkkwkwk

P.s: Ini merupakan summary dari beberapa artikel di Google dengan sedikit penafsiran yang ngalur-ngidul. 

http://mypotik.blogspot.co.id/2011/02/cara-mengetahui-seseorang-mempunyai.html?m=1

http://xnews-hawkson-blogmisteri.blogspot.co.id/2010/06/multiple-personality-disorder.html?m=1