Okeeeh.. malam ini malam deadline #Blogger’s Challenges topik kesembilan belas.

Tadi siang, aku, Dwita, Nadya dan mas Arif kopdar di Aceh Corner. Yaah, dari 8 orang ABC, cuma kami berempat yang berkesempatan hadir. 

Perasaanku? Yaaaa senanglah! Tapi sedih jugaa, nggak lengkap. 

Jadi setelah kami makan, kami pun membahas angket bulan lalu dan mendiskusikannya. 

Seru..seru.. tapi lupa foto, wkwkwk.

Nah, sepulang dari sana, aku langsung ingat belum posting tantangan yang dikasih Lusty rabu lalu.

Ceritakan pengalaman mistismu saat masih kecil. 

Woaaaa.  Seketika aku ngerasa blur. Pasalnya, seperti yang udah pernah kuceritain di beberapa posting-an lalu, kalo aku ini nggak suka hal-hal berbau mistis alias horor! Please, please, please. 

Dan aku sangat bersyukur, nggak pernah ngerasain hal-hal aneh semacam itu. Jangan sampe! Yaa Allah, lindungi hambamu yang lemah ini. 

Walaupun aku ngerasa nggak pernah ngalamin hal aneh-aneh, tapi tadi malam, sebelum tidur, aku kepikiran juga. Kalo kata mas Arif, recall memories gitu, tapi nggak ketemu juga. Ehh, pas tidur, aku ngerasa kayak ada yang bisikin gitu, ada yang cerita tapi nggak jelas apa, dalam hati, aku ngedumel, “bangun, Wa! Bangun sekarang, ini nggak beres!”

Akupun terbangun dan rupanya azan subuh berkumandang. 

Lucu kan? Masa aku tidur tapi sadar itu tidur dan nyuruh diriku bangun. Wkwkkwkwkwk..

Karena kejadian itu, aku nggak berani lagi recall memories-ku. 

So, aku cerita apa dong? 

Umm.. ada sih dua hal yang masih kuingat. Tapi sebenarnya aku takut nyeritainnya. Nggak ngeri sih, tapi takut aja, wkwkwk. 

Dulu, saat masih kecil, subuh-subuh dibangunin untuk salat. Nah, kebiasaan di rumah, kalo udah subuh, jendela dan pintu dibuka lebar-lebar. Berhubung rumahku rumah panggung, jadi dari pintu yang terbuka aku bisa lihat pohon-pohon rumah tetangga. 

Sehabis ruku’, antara sadar dan nggak (soalnya ngantuk banget) aku ngeliat ke arah pohon jambu (namanya masih anak-anak, salatnya masih main-main). Ada putih-putih gitu ngeliat aku juga. Aku langsung terkejuut, melek, tapi aku harus sujud. Pas bangkit untuk rakaat selanjutnya, aku lihat pohon tadi lagi tapi nggak ada apa-apa. Wuihhh.. akunya langsung positive thinking ajalah. Mungkin imajinasiku berlebihan. 

Hmm.. selain itu, saat SMA, ketika tidur, aku ngerasa bisa ngeliat sesuatu yang melihatku di luar kelambu, menempel di dinding. Aku udah ketakutan, tapi anehnya tubuhku nggak bisa bergerak. Aku coba manggil adek sepupuku, tapi nggak ada suara yang keluar. Aku buru-buru istighfar dan sugesti diri, “Ini mimpi, ini nggak nyata,” pelan-pelan aku buka mata, gerakin tubuh ke arah adekku, setelah agak tenang, aku ngelihat ke dinding tadi dan melihat ternyata baju yang disangkutkan. Hahaha. Akunya menghela nafas lega sambil memperhatikan sekeliling, nggak ada yang aneh. Lalu lanjut tidur. Sebelum tidur aku berdoa lagi. 

Jadiiiii, sebenarnya, kalo masalah mistis atau horor, aku ini orangnya nggak tahu, apa itu beneran atau imajinasiku aja. Tapi, aku nggak suka memikirkan hal seperti itu, karena itu seperti nakut-nakutin diri sendiri. 

Aku juga sebal kalo harus terlibat percakapan tentang hal-hal seperti itu, karena walaupun fantasiku lemah, tapi imajinasi (kemampuan membayangkan hal yang kubaca ataupun dengar) cukup kuat. 

Umm, aku memang nggak memungkiri bahwa ada makluk gaib di sekitar kita, namun yang jelas, harus banyak-banyak doa minta perlindungan Allah kapan pun di mana pun kita berada.