Hai guys!
Judul posting-an ini terinspirasi dari ucapan bang Rahman Batopie. Gara-gara si abang, aku jadi teringat pengalaman ngajar bahasa Inggris saat PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di semester 7. *Bang, jangan marah, yaa.
Typo itu artinya salah ketik atau salah eja. Ntah sejak kapan istilah ini hits di Indonesia. Nggak bakal nemu kata itu di KBBI. Nemunya di kamus gaul yang ada di Google. Ada yang bilang asal usulnya dari kata bahasa Inggris ‘type’ yang artinya mengetik, diplesetkan jadi typo sama orang Indonesia.
Jadi, murid-muridku di kelas 7 SMP sering banget salah nulis kata dalam bahasa Inggris saat ngerjain tugas.
Mereka umumnya meniru ucapan (pronunciation) dan cuek banget sama cara nulis kata yang benar.
Contohnya:
Sekolah: school (ditulis skul)
Cantik: beautiful (ditulis biyutipul)
Kucing: cat (ditulis ket)
Saya: I (ditulis ai)
Yahhh, seperti itu.
Kenapa aku bilang cuek?
Karena mereka udah tahu dan udah nulis kata-kata itu berulang kali, tapi tetap aja, besok-besok balik lagi jadi ejaan ala Indonesia.
Awalnya, aku coba untuk melingkari bagian yang salah dari tulisan mereka, kemudian menuliskan versi benarnya dengan pulpen bertinta merah supaya menarik perhatian mereka. Aku nggak mau mentolerir kesalahan seperti ini.
Bukan karena aku sok tegas, tapi jika anak-anak dibiarkan menulis seperti itu, mereka bisa makin cuek. Hasilnya, ntar pas naik kelas atau lanjut ke jenjang SMA, bisa jadi bahan ejekan.
Terjadilah percakapan seperti ini:
Murid: Miss, kok salah sih?
Aku: Yaa, tulisannya nggak seperti itu. Perbaiki sana!
Murid: Kan sama aja, Miss.
Aku: Ya bedalah. Salah huruf, bisa mengubah artinya.
Murid: Iss, payah kali bahasa Inggris ini, beda ditulis, beda dibaca. Pening awak (saya) dibuatnya.
Aku: Pelan-pelanlaa belajarnya. Kan saya bantu. Nulis yang benar dalam bahasa Inggris itu penting lho. Gimana ya jelasinnya supaya kamu ngerti? Hmmmm.. Misalnya nih ya, kalo dalam bahasa Indonesia, kamu mau bilang ‘aku tau lho’ tapi kamu salah tulis, ‘tau’ jadi ‘tai’, nah artinya berubahkan?
Murid: Iya sih, Miss.
Aku: Ada memang bahasa yang salah tulis itu nggak malu-maluin banget. Tapi, lebih banyak malunya. Jadi, kalo nulis bahasa Inggris nanti, perhatikan baik-baik ejaannya ya.
Murid: Oke, Miss!
Setelah beberapa saat, mereka balik lagi ke mejaku, menunjukkan tulisan yang baru. Jika ada yang salah, tetap kutandai.
Aku: Kalau mau nilainya nambah, perbaiki lagi.
Ada yang nggak mau memperbaiki, ada juga yang mau. Jika mereka mau, maka akan kupuji-puji jika sudah benar semua.
Aku: Nah, gini dong. Bagus nilainya. Cantik tulisannya. Enak dibaca.
Kulakukan setiap ngajar.
Hasilnyaa.. jreeeng.. jreeng..
Tetap banyak salah nulis juga, hahhaa.
Kalo ini penelitian eksperimen, artinya eksperimenku gagal, wkwkkwk
Aku hanya menghela nafas saja. Mau bilang apa? Yaudah, tiap meriksa tugas mereka, lembar jawaban mereka bakal penuh lingkaran-lingkaran tinta merah beserta cara penulisan yang benar.
Mereka mau kekeuh nulis salah? Aku juga kekeuh nggak nerima.
Namun, walaupun seperti itu, banyak juga anak-anak yang suka jika kerjaannya kuperiksa. Bahkan, ada saat aku nggak bisa masuk kelas karena rapat, guru pamong yang masuk. Setelah guru pamongku pergi, dan aku masuk ke kelas, aku dikerubungi oleh mereka.
Mereka ngasih buku latihan dan minta aku untuk cek ulang kerjaan mereka.
Aku: Lha? Kan udah diponten (dinilai) sama bapak?
Murid: Nggak apa-apa, Miss! Cek lagi. Nggak yakin awak itu benar.
Aku terdiam. Mempertimbangkan. Soalnya, ini kan berkaitan dengan marwah sang pamong.
Murid: Iss, Miss gitu. Katanya mau bantuin belajar. Periksalah, Miss.
Akhirnya kuperiksa dan benar saja. Banyak kesalahan yang dibenarkan oleh pamongku. Duhh!
Murid: Yes, 70. Miss, awak benerin dulu ya, nanti cek lagi.
Aku hanya tersenyum. Antara miris dan senang.
Intinya, sebisa mungkin hindari kesalahan ketik/eja dalam menulis. Salah ketik/eja itu sama malunya seperti saat kita ngomong dan lidah keseleo, trus dengan spontan teman yang mendengarkan tertawa lucu sambil mengulang-ulang kesalahan kita.
Gimana caranya supaya nggak salah ketik/eja (baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris)?
1. Usahakan menulis/mengetik kata/kalimat dengan lengkap. Jangan disingkat. Jangan ditambahi atau dikurangi. Rutin lakukan saat sedang menulis seperti chatting, sms, nulis status, nulis caption, dsb.
2. Sebelum dikirim/dipublikasikan/ditulis, baca ulang yang sudah ditulis.
3. Setelah dikirim/dipublikasikan baca sekali lagi. Jika ada yang salah, segera perbaiki.
Penting diingat bahwa ini masalah kebiasaan. Sekali kita mengabaikannya, maka kita akan terbiasa untuk mengabaikannya terus menerus dengan berbagai alasan.
Sekian posting-an kali ini. Terimakasih sudah membaca. 😊
9 Agustus 2017 at 9:02 pm
barusan baca artikelnya bang rahman, sekarang udah di bikin artikel oleh Wawa…
keren, inspiratif banget
SukaDisukai oleh 1 orang
9 Agustus 2017 at 9:04 pm
Duh sebenarnya nggk enak sama bang Rahman.. Huhu..
Tapi beneran keingat sama murid2.. Ingatnya itu lebih ke ejaan bahasa inggris sih mas, soalnya kan kalo bahasa Inggris yang kelihatan fatal..
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 10:10 am
Awas . . . Ntar kebawa mimpi hihihi 👻
SukaSuka
9 Agustus 2017 at 10:01 pm
Yang sering saya liat adalah menu makanan dalam bahasa inggris yg typo penulisan ny… Hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
9 Agustus 2017 at 11:29 pm
Iyaa.. Apalagi orang Indo itu suka asal2an nulis bahasa Inggris.. Kebanyakan orang Indo lebih k cueknya itu mas..
Kayak tadi kasusnya.. Good dibuat gut, god dibuat got, recommended dikurangi jadi recomended, dsb..
Tapi kadang emang agak sulit jg.. Misalnya kayak weather sama whether.. Bad dan bed.. Dsb..
SukaSuka
9 Agustus 2017 at 10:10 pm
“Misalnya nih ya, kamu mau bilang ‘aku tau lho’ tapi kamu salah ketik, ‘tau’ jadi ‘tai’, nah artinya berubahkan?”
Ngakak 😂
SukaDisukai oleh 2 orang
9 Agustus 2017 at 11:37 pm
Haha.. Pernh lho wa salah ketik itu sama kawan.. Padahal cuma chat pribadi aja tapi malu.. 😀😀 dan terkenang hingga kini..
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 12:03 am
Etdah, terkenang 😃
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 8:05 am
Hahahahha
😁😁😁
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 8:09 am
Postingan yg menarik. Istilah typo itu memang hanya ada di kamus gaul, tp saya tahunya itu lebih mengacu pd aktivitas tulis menulis menggunakan komputer/smartphone. Saya kdang2 jg melakukannya (semoga di komen kli ini sy lolos 😀). Nah, klau yg slh tulis/eja sprti ksus murid2 Wawa itu (pakai pulpen) sy kurang tahu, kok bs berulang-ulang gitu. Dan kesannya – dengan kata yang sedikit kasar – seperti murid bebal.
Saya setuju dengan upaya yg dilakukan oleh Wawa sbgai sang guru terhadap muridnya, tidak mentolerir kesalahan tulis/eja; saya setuju dg pnjlsan Wawa itu juga. Sya malah bingung dg si Guru Pamong yg membenarkan bnyak kesalahan para siswa itu, mungkin aja itu penyebab mereka terkesan “bebal” itu, karena pmbiasaan yg salah, 😂😂
Di dlm postingan blog pun sy lihat sering (atau kadang) ada yg typo (bahkan oleh yg pro sekalipun), atau tulisan yg ditulis dengan sengaja salah atau mungkin juga udah jd kebiasaannya (salah kaprah).
Well, terkait postinganmu ini, pokoknya keren dech. Emang gitu, ini lebih pas kalau guru bhsa yg bahas.
Good job, Wa.
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 8:22 am
Makasi mas..
Iyaa, istilah typo memang mengacu pada salah ketik namun salah ketik yg paling sering dilakukan adalah salah eja..
Sekarang penggunaan typo di mana2.. Dan karena sekarang ini lebih banyak yg ngetik daripada yg nulis, tapi dasar ketikan itu kan tetap tulisan, ntah tulisan tangan atau ketikan pada suatu alat..
Iya mas, tapi itu beneran kejadian.. Misalnya kita suruh hanya nulis ulang kata saja, persis yg dicontohkan, mereka tetap sering salah, ntah ada satu huruf ketinggalan atau diganti dengan kata lain..
Banyak penyebabnya mas, bisa karena bebal, tapi bisa juga indikasi disgrafia (kesulitan menulis).
Utk mengurangi kesalahan memang perlu latihan terus menerus supaya konsep bisa terealisasikan dalam praktek nyata.
Nah, kalo di blog, ada orang yang memang nggak sengaja, ada juga yang sengaja karena katanya ciri khas, dsb..
Sekali lagi makasi ya mas..
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 10:17 am
Typo adalah kebiasaan buruk Saya saat nulis artikel . . .
Padahal udah di cek ulang, masih aja ada yang miss
Saya kan kerja di percetakan, pas buat spanduk “Disini jual kelapa” tapi Saya buat “Disini Jual kepala” . . .
Besoknya dia komplen hahaha . . .
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 11:50 am
Iyaa bang.. Memang typo itu sulit dihindari apalagi kalau terburu2 atau kurang konsentrasi.. Sedangkan konsen saja kadang suka nyelip juga..
Haha.. Nah itu kasus beda kata jadi beda arti.. Kaco juga kalo sempat dia jual kepala.. 😂😂
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 12:02 pm
BTW selain suka meneliti, Kak Wawa ini pinter b.inggris yaa . . .
buseet . . .
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 3:56 pm
Hehe.. Nggak pinter mas.. Harus belajar ini karna kuliahnya jurusan itu.. 😬
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 3:59 pm
Mantap . . .
SukaSuka
10 Agustus 2017 at 11:20 am
Saya sering nulis tengkyu dengan sengaja…
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 11:49 am
😁😁 wa juga kalo komunikasi informal kadang bilangnya maaciiwww…
SukaSuka
11 Agustus 2017 at 9:07 am
Saya juga masih sering typo nih pas ngetik artikel.
Emang harus dibiasakan jangan buru-buru setiap kali nulis baik di blog dan media lainnya.hheee
SukaSuka
11 Agustus 2017 at 1:11 pm
Iya mas.. Buru2 pun gapapa yg penting endapkan tulisan sebentar lalu editing lagi.. Jika udh dipublikasikanpun kan bs diperbaiki (kalo ga kirim ke media massa). 😊
SukaSuka