Hai guys!

Kalian tahu skripsi, kan? Yaps, tugas akhir mahasiswa kalo mau dapet gelar sarjana. Skripsi itu isinya penelitian kita terhadap satu masalah yang tentunya berkaitan dengn jurusan/program studi. 

Nah, di posting-an Something that I Like, aku ceritakan bahwa salah satu benda/hal yang aku suka dan aku koleksi adalah skripsi orang, hahhaha.

Baik itu file skripsi maupun skripsi cetak.

Untuk apa, Wa?

Yaa, untuk dibaca-bacalah. 

Apalagi, skripsi angkatanku itu didominasi oleh analisis (analysis) dan penelitian dan pengembangan (research and development). Bukan lagi pengaruh (the effect), atau meningkatkan (improving). 

Beberapa hari yang lalu, aku nggak sengaja nemu kertas coret-coretan yang isinya percakapan antara aku dan abang angkatku ketika di pers mahasiswa. Sebut saja BG. Percakapan itu terjadi sebelum PPL (Program Praktek Lapangan: ngajar di sekolah). 

BG: Jadi, apalah rencana kau ke depannya, Wa?

Aku: Aku pengen baca banyak teori, Bang. 

BG: Kenapa gitu? Nggak bosen baca teori, Dek?

Aku: Ya bosanlah, Bang. Ngantuk kali pun tiap baca teori. Tapi, gimana ya, Bang, dunia pendidikan ini banyak kali masalahnya. Misalnya masalah dalam ngajar. Menurutku, cara paling cepat untuk menemukan solusinya adalah dengan membaca teori dan penelitian orang. Kalo kita udah tahu teorinya, lebih mudah mempraktekkannya. 

BG: Tapi kan teori itu cuma teori, Dek?

Aku: Lha? Dasarnya teori kan  dari praktek, Bang. Untuk memunculkan teori itu perlu berapa kali uji coba, artinya perlu dipraktekkan, ya kan? Teori itu praktek yang sudah teruji. 

BG: Iya juga ya.

Aku: Kalo nggak tahu teori, kita bakal belajar lebih lama karena pake trial-error (salah-coba lagi, salah lagi, coba yang lain lagi). Nebak-nebak. Nggak efisien. 

Ya kan? 

Memaknainya sesederhana itu kan?

Teori itu berasal dari praktek yang dilakukan berulang-ulang. 

Para peneliti yang menghasilkan teori tentunya sudah banyak menguji hipotesisnya sehingga menjadi teori. 

Bukan artinya teori itu pasti benar.

Hanya saja, teori itu mempermudah praktek. Ada panduannya. Ada prosedurnya. Bisa diikuti dan diukur hasilnya. 

Misalnya saja, nanti pas aku ngajar. Aku ketemu sama anak-anak yang kesulitan mengalami kesulitan membaca teks. Kalo aku ngerti teori (minimal pernah baca-baca teori reading difficulties in classroom), aku bisa aja langsung menduga bahwa hal itu terkait dengan teksnya. 

Jangan-jangan level keterbacaannya (readability level) nggak sesuai sama usia anak? Atau kepadatan leksikalnya (lexical density) tinggi? 

Lantas, aku bisa ambil beberapa sampel teks dalam buku dan mencoba menghitungnya dengan formula yang ada. Misalnya untuk readability aku pake Flesch Reading Ease Formula dan lexical density aku pake Ure’s Formula. 

Rupanya, teks tersebut, readability-nya terlalu sulit untuk tingkatnya. Ah, pantas saja siswa kesulitan. 

Aku pun berinisiatif mencari teks yang sesuai dengan kemampuan siswa. Kalo bukunya nggak cocok, tahun depan nggak usah dipake lagi. Aku bisa cari buku teks lain atau cari teks dari internet yang lebih cocok.

*tsaaaaahh, curhat masalah skripsiku. Yaa, aku lagi neliti tentang keterbacaan teks (readability) dan kepadatan kata/leksikal (lexical density). Doakan supaya nggak galau ya. Supaya ngerjainnya tancap gas, ngebut. 😁

Orang-orang banyak yang heran sama hobiku yang satu itu. Mengoleksi tulisan orang (skripsi). 

Aku mikirnya, hari ini dikoleksi dulu, besok dibaca, besoknya lagi dipraktekkan. 

Ketika semester 5, aku dikasi tugas sama dosen Research and Methodology (RM) untuk baca skripsi-skripsi di perpustakaan. Pas aku baca, aku ngerasa…

“Kok enak bacanya ya, daripada buku diktat.”

Teori di bab 2 skripsi itu lebih mudah dipahami ketimbang baca teori aslinya, haha. Mungkin karena bahasanya lebih sederhana kali, ya.

Jadi, sejak mulai skripsian, aku heboh ngumumkan ke teman-teman kalo aku mau minta file skripsi mereka nantinya.

“Ada-ada aja kau, Wa.”

“Nggak apa-apalah. Aku kan mau baca hasil kalian.”

Orang pertama yang skripsinya kuminta adalah Hera, hahahha. Setelah itu, aku minta juga ke beberapa orang lainnya. 

Pokoknya, yang dekat denganku selalu kubilang, “Nanti aku minta file skripsimu, ya.”

Barli tanpa nanya apapun langsung meng-copy file skripsinya untukku. Tere juga. Rini yang skripsinya mirip denganku.

Kemudian… Suatu hari, Dwita datang ke kos. Tiba-tiba dia menyerahkan satu jilid skripsinya padaku. Cetak bro!!

Dwita: Ini, Wa.. Untuk kau aja. Ada lebih skripsiku. 

Aku: (dengan wajah berbinar-binar, setengah terkejut, setengah senang) Betul ini, Wii, untuk aku?

Dwita: Iya, untuk kau baca-baca. Mana tau ada gunanya. 

Trus, pas kopdar #Bloggers’Challenges, aku cerita ke teman-teman yang lain.

“Ih, seneng kali aku dikasi skripsi sama si Dwita lho.”

Eh, kemudian, beberapa minggu kemudian, mas Arif tiba-tiba dateng ke kosku.

Aku: Ada apa, Mas?

Arif: Ini, mau ngasih ini (nyodorin skripsinya).

Aku: (takjub) Waaaah, makasi yaaaa. 

Arif: Iya, sama-sama. 

Baru-baru ini, aku juga dikejutkan oleh chat dari Shely.

Shely: Wa, kau di mana? Aku mau ngasih skripsi.

Aku: Aku di kos. Nanti aku ke kosmu yaa. 

Terus, aku jumpa sama Simon

Aku: Beb, ada skripsi sisa? Minta napa?

Simon: Untuk apa, Beb?

Shely: Mau dibacanya (Shely bantu jawab).

Simon: Oh. Oke. Nanti kubawa ya, Beb. 

Kemudian, aku pun ngirim chat di grup kelas supaya kalo ada yang mau berbagi file skripsi bisa kirim ke emailku.

Tengah malamnya, aku cek ada email dari Icha

Jadi, aku punya banyak koleksi skripsi yang menunggu untuk dibaca. Aku harus cepat menyelesaikan revisiku supaya enak baca skripsi yang lain, hahaha. 

Hera tentang keterbacaan buku teks berdasarkan teori Flesch

Barli tentang keterbacaan buku teks berdasarkan teori Dale-Chall

Tere tentang menguji soal ujian berdasarkan Taksonomi Bloom

Rini tentang kepadatan leksikal dan kerumitan gramatikal. 

Dwita tentang pengembangan materi naratif teks di sekolah Islam

Arif tentang pengembangan pertanyaan bacaan dalam buku teks berdasarkan Taksonomi Bloom

Shely tentang relevansi buku teks berdasarkan panduan BSNP

Simon tentang pengembangan materi menyimak

Icha tentang pengembangan pertanyaan dalam buku teks bacaan berdasarkan teori Barret

Kalo diteliti judul-judul skripsi di atas, semuanya berkaitan dengan membaca (reading).

Bayangin aja ya.

Misalnya nih, untuk milih buku teks, aku terapkan teori keterbacaan (readability), kepadatan kata (lexical density), relevansi (relevance), selain itu untuk pertanyaan pada soal membaca, aku bisa gunakan taksnonomi Bloom dan Barret. Kalo misalnya nggak cocok, aku bis kembangkan soal sendiri, nerapin prosedur dari skripsi pengembangan. 

WOW. 

Mempermudah nyari solusi kan? 

Daripada galau-galau siswa susah baca teks, susah jawab soal, nggak tahu salahnya di mana, benerinnya gimana. 

😃

Hmm.. Aku belum dapet tentang menulis (writing) nih. Banyak sih yang belum. Dan banyak judul-judul skripsi kawan (baik yang satu kelas maupun nggak) yang bikin baper. 

Mau minta sama kawan-kawan yang lain, segan, takut ngerepotin walaupun cuma ngirim email. 😂

Ada beberapa yang kemarin itu sempat mengiyakan ketika aku bilang, “Nanti kalo skripsinya udah siap, aku minta ya.” Aku nungguin sih, hehehe.

Kira-kira adakah yang mau ngirim file skripsinya untuk aku? Silakan kirim ke email wawcuz@gmail.com ya. 

Terimakasih sudah membaca. 😊😊😊