Hai guys!
Apa kabar?
Aku harap kalian tidak bosan dengan update-an di blog ini yaaaa.
Nah, kali ini aku mau cerita tentang kelas obrolin selanjutnya yaitu tentang Sekelumit Tips Membuat Opening Tulisan.
Kelas kali ini merupakan kelas kedua yang kuikuti.
Moderatornya adalaaaaaah…
Jreeeng.. Jreeeng…
Pematerinya adalaaaaah…
Bruuum.. Bruuuumm… Tungtarakdung…
Kepala suku Obrolin yaitu bang Ical.
Yaa ampun kok ngalay banget gini eaaaa?
Oke, mode serius.
Nah, bagaimanakah jalannya kelas kali ini? Yuk, disimak temans. 😊😊
#
Mbak Quree menyapa kami di grup Obrolin Serius sekitar pukul 8 malam pada Minggu Malam, 16 Juli, 2017. Lucu banget lhoooo kata pengantarnya, wkwkwk. Tapi, akunya nggak mau kasih screenshoot (apaan sih, Wa! Ngapain dibilang coba 😑).
Mbak Quree ngejelasin kalo dia ngegantiin bang Umami yang seharusnya jadi moderator malam itu.
Nah, sambil menunggu teman-teman Obrolin ngisi absensi, mbak Quree mengirim peraturan kelas di grup.
ATURAN MAIN DI KELAS WHATSAPP RUANG SERIUS :
1. Kelas diadakan setiap hari Minggu. Pukul 20.00 – 22.00 WIB (untuk wilayah lainnya menyesuaikan).
2. Selama materi/sharing berlangsung diharapkan tidak ada yang *ENTER CHAT*
3. Kelas ini berlangsung seperti talkshow maya. Pemateri menyampaikan materi terlebih dahulu kemudian baru dibuka sesi tanya jawab, sharing atau konsultasi.
4. Jika ada pertanyaan selama kelas berlangsung, harap dicatat secara pribadi terlebih dahulu untuk ditanyakan nanti.
5. Selesai talkshow dibuka sesi tanya jawab. Untuk tanya jawab akan dibagi dalam 3 termin. Dimana setiap termin dibuka untuk tiga penanya.
6. Penanya harap menyebutkan nama terlebih dahulu. Misal : “*saya Ikha ingin bertanya*” Baru setelah dipersilahkan moderator, penanya menyampaikan pertanyaannya. (Hal ini dilakukan demi menghindari tumpang tindihnya pertanyaan yang membingungkan moderator dan pemateri)
7. Kondisi selanjutnya menyesuaikan dengan arahan moderator. Misalnya dalam pertanyaan tertentu moderator membuka sesi tanggapan untuk semua anggota yang ingin menanggapi pertanyaan yang belum terselesaikan.
8. Jika terlambat masuk kelas, mohon untuk langsung menyimak saja, tidak perlu *ENTER CHAT* misal :maaf baru gabung, dll.
9. Semoga kelas ini bermanfaat.
Yakkkk, sebagai newbie imut nan polos plus ngangenin pake bangetsss, aku seneng banget mbak Quree menjelaskan aturan mainnya. Soalnya, pas kelas pertama, aku hanya merespon berdasarkan pengalaman. Kalo ada yang ngomong, aku ngomong, kalo ada yang mau nanya, aku perhatikan caranya baru berani nanya.
Nah, dengan diberikannya peraturan ini, aku semakin sadar untuk jaga tangan supaya nggak gatel ngetik-ngetik nggak jelas, wkwkwk. Suka khilaf gitu karena di grup Obrolin Santai kan nyantai bangetssss.
Mungkin nantinya setiap moderator perlu untuk memberitahukan aturan ini setiap kali pembukaan kelas, supaya teman-teman yang baru gabung nggak binun-binun gityuu.
Syukurlah di kelas pertama aku nggak kehebohan. 😁
Heboh sih, tapi terkendali.
Kemudian, setelah peserta ramai, mbak Quree memberi kesempatan bagi bang Ical untuk memulai pengajian, wkwkwkwkkwk.
Duh, jadi pengen spoiler.
Kalian tunggu posting-an lengkapnya aja yaa di web Obrolin.
Tapi, tapi… Akunya masih mau ngomong, haha.
So…
Dilihat dari sudut pandangku sebagai peserta kelas, aku merasa topik ini penting untuk dibahas.
Kenapa?
Karena, opening tulisan itu selalu menjadi pertimbangan utama orang untuk lanjut membaca tulisan kita (selain judul tentunya).
Tapi yaaa, bikin opening ini nggak gampang lho. Seperti posting-anku di blog ini hampir semuanya dimulai dengan hai teman-teman. Atau, hai guys!
Apaan coba?
Kemarin, pas kopdar #Bloggers’Challenges, Amru, pemilik blog amrudly.com, sempat bilang, “Agar tulisan cepat terindeks di Google, kita harus memperhatikan paragraf pertama tulisan. Usahakan di paragraf pertama itu mengandung kata kunci dari judul/topik. Selain itu, paragraf pertama harusnya berisi gambaran awal tentang alur tulisan ke bawahnya”.
Hal ini dijelaskan lebih lengkap oleh bang Ical dalam kelas malam itu.
Bang Ical juga menjelaskan tentang 3 kebiasaan sederhana yang perlu dilakukan agar nantinya kita bisa buat opening yang cetar membahana ulalaaa.
Kemudian, bang Ical menjelaskan 5 jenis opening yang bisa dipakai untuk menarik minat pembaca serta contohnya yang bikin aku terkesima (zzzzedaaaaap 😁).
Setelah mempresentasikan poin-poin yang ingin disampaikan, mbak Quree memberi kesempatan peserta untuk bertanya. Nah, teman-teman banyak yang bertanya, tapi akunya nyimak aja soalnya malam itu aku lagi di luar rumah dan nggak begitu konsentrasi, wkwkwkkwk.
Tanya jawab itu menarik sekali. Kalo nggak salah ada 6 pertanyaan pokok dari mas Fadel, mbak Cinta, mbak Quree, mbak Ikha dan mas Desfortin. Selain itu, banyak juga yang merespon jawaban, memberi contoh dan masukan pada penanya.
Syukurlah kelas ini diadakan online via chat, jadi walaupun aku nggak begitu fokus online malam itu, aku tetap bisa membaca keseluruhan cerita malam itu. Aku juga jadi baca-baca ulang sambil nulis posting-an ini, wkwk.
Selain itu, kelas ini membuka pikiranku. Aku jadi ngerasa banyak banget yang perlu kukurangi dalam menulis opening tulisan di blog ini. Hahahha…
Tapiiii.. Syusaaah.. Karena sepertinya itu sudah mendarah daging dan menjadi ciri khasku.
Mungkin kalo misalnya aku nulis untuk blog lain bisa berubah sih, wkwkkw. Menyesuaikan konteksnya. Tapi, untuk saat ini, aku bakal tetap mempertahankan opening seperti ini (hanya di blog personal saja) namun dengan catatan lebih aware dalam mengamati dan menganalisis opening orang lain supaya bisa dijadikan pembelajaran.
Okelah. Sepertinya hanya ini yang bisa kusampaikan dalam posting-an kali ini.
Oh yaa, ada satu lagi poin penting yang paling kusadari dari tanya jawab.
Bang Ical menekankan fungsi penulis dan editor.
Artinya, selagi masih nulis, ya tulis aja apapun yang penulis pikirkan. Setelah semuanya selesai, istirahat sejenak, lalu pasang “mode editor” dan babat kembali isi tulisan. Pertimbangkan EYD serta koherensi dan kohesi tulisan (makhluk apa ini??), ihiiiwwww.
Oke, terimakasih sudah membacaaaaa. 😊
Sayang kalian. 😘😘😘
Kamu punya tips tentang membuat opening yang menarik? Yuk, share di kolom komentar…
4 Agustus 2017 at 12:21 pm
Terbit lagi ulasan berikutnya. Mksh mbak Wawa yg kece abiz, hee…
Sya mlm itu hadir di klas jd lumayan tahu kronologi diskusi nya.
Utk aturan diskusi yg Minggu mlm itu emang aturan resmi dari grup, dan harus sllu ditampilkan sblm diskusi berlangsung. Nah, utk yg Senin mlm sdikit beda aturannya, krn moderator lngsung jd pemateri, dan lebih santai..
Klau urusan opening tulisan sih, bagiku, itu wajib banget. Dan yg pasti klau sya, jngan terlalu pnjng openingbya, biar inti porsinya lebih banyak. Hbis itu harus ttp memikirkan pmbca, artinya kita gak boleh “egois”.
SukaDisukai oleh 1 orang
4 Agustus 2017 at 1:10 pm
Hehe.. Iya mas.. Kejar setoran.. Bener2 takut kalo chatnya terhapus sebelum didokumentasikan..
Nah.. Yg wa maksd itu pas kelas review novel mas, sepertinya saat itu nggak ada dikirim aturan sebelum mulai.. Makanya wa nulis seperti itu.
Iyaa.. Makanya wa blg lewat kelas ini wa jadi makin sadar ttg opening.. Jd kalo dulu panjang, mungkin pelan2 bisa dikurangi.. Tp untuk nulis artikel serius seperti pro wa belum mau kalo utk di blog ini.. Selain emang gaya tulisan sendiri, menghindari biar tulisan ga copas full jg.. 😁
SukaDisukai oleh 1 orang
4 Agustus 2017 at 5:54 pm
Gitu ya, Wa.
Sy jg nulis biasa kok Wa, bhkan yg remeh remeh malah. Tp opening sih sy mulai bljar utk bikin yg pndek2 aja, dulu sy jg sering pnjng sampe pernah dikritik seorang pmbca, dan sy anggap itu kritik yg membangun..
Ok, Wa. Sukses trus buat dirimu. Ditunggu posnya lg ttg Diskusi Ruang Obrolin Serius
SukaSuka
5 Agustus 2017 at 6:02 am
Iya mas.. Wa pun pelan-pelan bakal lebih memperhatikan openingnya efisien..
Oh ya, pas awal2 buat blog ini mas, wa emang nulis opening yaa seperti itu seperti postingan informal assessment, karen niat awal kemarin blognya mau dibuat serius2 gitu.. Eh, pas wa udah masukin BC ke sini, karena kemarin itu BC teman2 dekat semua, jdnya nulisnya ngalay, hehe..
Iya mas. Ditunggu yaa.. Hehehehe.. Semoga tidak bosan..
SukaDisukai oleh 1 orang
4 Agustus 2017 at 5:55 pm
Kalau pengantar 4 baris itu bagus. Tapi ada yg 3/4 artikel (sering saya jumpai) gimana tuh? Apa mereka cuma peduli sama Google daripada readers?
SukaDisukai oleh 1 orang
5 Agustus 2017 at 6:08 am
Kalo mengenai porsi pengantar, kebetulan kami gada membahas terlalu detail. Bang Ical sendiri bilang, yg terpenting itu ga bertele2 dan opening memng berkaitan dgn inti postingan. Jika ada yg ga nyambung, harus saja, buat seefisien mungkin.
Saya nggak tau mas kenapa mereka seperti itu. 😁
Kalo saya sendiri nulisnya masih lebih ke ngobrol atau monolog.. Jd saya lebih fokus ke kepuasan nulis saya sendiri (soalnya ini blog personal sbg diari) namun tetap memikirkn segi pembaca walaupun memang styleny msih seperti ini.. Ga umum..
SukaSuka
5 Agustus 2017 at 7:12 am
Tau ga mbak, ada situs openingnya 500 kata, tutorialnya 150 kata 😀 .
Kalau blog saya bisa bikin pembaca jenuh karena lumayan panjang :D, kalau gaya penulisan agak odd, soalnya pakai istilah – istilah biar ga kepanpangan.
SukaDisukai oleh 1 orang
5 Agustus 2017 at 7:29 am
Wah.. Kalo itu, saya langsung skip2 pembukaannya dan fokus ke tutorialnya. Kalo ga oke, cus pergi..wkwkwk
Nah mas, saya pernah diskusi sama teman2.. Katanya.. Kalo blog itu dibaca karena orang suka sama topik yang diulas atau karena memng pembaca suka pada tulisan2 si bloger..
Jadi, kalopun menurut mas lumayan panjang, asalkan itu dibutuhkan, sedikit artikel ttg itu dlm hal ini mas banyak nulis terjemahan lagu, dan orang suka sama mas dan blog mas, mas ga perlu khawatir ditinggalkan.. *eaaaakk..
SukaSuka
5 Agustus 2017 at 8:33 am
Kalo terjemahan mungkin agak sedikit manfaatnya, selain belajar bahasa asing..
SukaDisukai oleh 1 orang
10 Agustus 2017 at 11:59 am
Iyaa.. Bener.. Apalagi kalo ada pembahasan idiomnya..
SukaSuka