Hai guys!

Aku sedang dalam mode “pacu” menceritakan ulang pengalamanku tentang komunitas Obrolin. Pasalnya, sejak aku bergabung di grup chat Obrolin, aku sudah merasakan banyak diskusi dan kelas serta rapat. Jadi, aku harus buru-buru menuliskannya sebelum sense nulisnya hilang. You know lah, semakin lama kita menunda nyelesain tulisan, semakin pudar feel-nya. Untuk itu, aku bakal rajin update tentang obrolan serius di Obrolin Serius, wkwkwk.

Selain itu, aku khawatir chat grup makin panjang dan bisa hang. Jadi, aku back-up di blog ini.

Tagihan tulisanku ada banyak nih, padahal baru gabung di awal Juli.
1. Apa itu Obrolin? Kamu Bloger? Yuk Gabung ke Obrolin!

2. Kelas pertama: How to Review a Book. 

3. Diskusi pertama: Selera Mengatur dan Merawat Kamar Tidur (posting-an ini).

4. Kelas kedua: Tip Membuat Opening Tulisan.

5. Diskusi kedua: Interaksi Para Bloger Mempengaruhi Semangat Nulis

6. Rapat pertama: Mengenal web Obrolin.

7. Kelas ketiga: Tips Meningkatkan Daya Serap Baca agar Tidak Lupa.

8. Diskusi ketiga: Jodoh adalah Takdir yang Diusahakan.

Lihat tuh, udah delapan aja lhoooooo. 😱😱😱😱

Btw, siapa yang nagih, Wa?

Umm, diri sendiri. Hihi.

Intinya, aku mau cerita tentang jalannya diskusi pertamaku ini.

Yaaak, dibaca, dibaca!

#

Tim Edukasi, Kunu, mengumumkan pemberitahuan diskusi sekitar pukul 1 siang. 

Diskusi pertamaku ini membahas tentang Selera Mengatur dan Menjaga Kamar Tidur. Diskusi dimoderatori oleh Agit

Kukira Agit itu laki-laki, ternyata perempuan (mianhe, hehe). Soalnya, aku masih sering bingung bedain jenis kelamin beberapa anggota Obrolin karena di data anggota nggak mencantumkan jenia kelamin (syukurnya ada usia, jadi bisa nyesuain kata-kata). 

Awalnya, di pemberitahuan dikatakan diskusi dimulai 19.30 WIB. Tapi, karena satu dan beberapa hal akhirnya diskusi dibuka sekitar jam 20.00 WIB. 

Sebelumnya, aku udah tanya juga teknis diskusi di grup Serius. Salah satu anggota Obrolin menjelaskan perbedaannya bisa dilihat dari adanya moderator dan pemateri. Kalo kelas, ada moderator dan pemateri (bisa dibaca tentang kelas review buku) sedangkan diskusi hanya difasilitasi dengan moderator. 
Akunya heran, fungsi moderator apa ya kalo dalam diskusi? Padahal tiap kopdar #Bloggers’Challenges penanggung jawab (PJ) bertindak sebagai moderator juga. Namun, karena aku nggak pernah diskusi online, jadi saat itu aku belum punya gambarannya, wkwkwkk.

Nah, jam 8 lewat Agit memulai diskusinya. Awalnya dia menyapa kami semua, lalu memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan gambaran singkat mengenai arah diskusi. 

Cuplikan perkenalan dari Agit

Setelah itu, Agit menggiring kami untuk menyampaikan pendapat dengan melemparkan pertanyaan.

Pertanyaan pertama berbunyi seperti ini, “Bagaimana cara teman-teman menjaga aroma segar?”

Seketika chat dibanjiri oleh pendapat peserta. Ada yang memasang pengharum ruangan, ada yang pake kipas angin, ada yang buka jendela lebar-lebar. Ada juga yang memberi saran supaya tidak mencampurkan barang dengan bau harum dengan bau busuk misalnya kaos kaki atau baju kotor. Agit sendiri menyarankan supaya kami meletakkan pot bunga sansiviera atau lidah mertua di dalam kamar. 

Pokoknya serulah. Ada yang nyeritain pengalaman nggak enaknya bareng teman sekamar dan cara mengatasinya. Aku juga baru tau kalo baking soda dan kopi bisa menyamarkan bau.

Pertanyaan kedua, “Bagaimana cara membersihkan kamar? Apa yang dilakukan?”

Teman-temanpun berjejalan merespon pertanyaan tersebut. Ada yang mengganti seprei, sarung bantal dan guling 3 jari sekali, seminggu sekali, bahkan sebulan sekali tergantung pribadi masing-masing. Ada yang rutin menjemur kasur dan mengibas tempat tidur dengan sapu lidi sebelum tidur supaya hewan ataupun debu nggak nempel di tempat tidur. Hindari makan di atas tempat tidur. Kalo sehabis beraktivitas di luar rumah usahakan untuk tidak langsung rebahan ke tempat tidur karena keringat bisa lengket. 

Selain itu, kebersihan tempat tidur itu sangat penting karena jika kita males-malesan membersihkannya, bisa menimbulkan jerawat. 

Pertanyaan ketiga, “Gimana cara mengatur penyusunan buku? Apakah berdasarkan kategori, warna atau ukuran?”

Ada yang berdasarkan kategori, ada juga yang menyetempel buku-buku.

Nah, di pertanyaan ini aku ikut memberi pendapat soalnya di kamar kos ada banyak buku, hahahhahaa. 

Kalo aku sendiri, punya sekitar 100 buku di kamar kos, wkwkwk. Jadi, kamarku yang sempit itu dipenuhi oleh buku-buku. Untuk meletakkannya, aku menggunakan rak plastik (belum bisa pake rak kayu). 

Sebelum menyusunnya aku harus memberi label dan nomor terlebih dahulu.

Aku sediakan satu buku tulis, pulpen, selotip bening, kertas post it, stiker bulat dan plastik embos untuk sampul buku. 

Buku tulis berisikan daftar bukuku
Isinya: nomor buku, judul buku, penulis, penerbit, label, tahun terbit serta harga

Setelah kucatat di buku, aku baru menempelkan stiker di bagian samping buku serta kategori buku di sampul belakang menggunakan kertas post it. Lalu, disampul plastik.

Salah satu rak bukuku
Tampak depan sebuah buku
Tampak belakang

Selain mencatat di buku tulis, aku juga menyimpan catatan buku ini di Ms. Word serta memublikasikan daftar bukunya di blog bukuku. Ini link posting-annya Books of Mine.

Setiap bulan aku biasa mengecek nomor-nomor bukuku. Apakah ada yang nggak kelihatan? Aku sering comot satu buku, trus diletakkan ntah di mana, lalu comot yang lain. Jadi, aku nyusun lagi buku-buku tersebut. Aku juga memastikan buku yang dipinjam dengan membuat mading di kamar berisi catatan nama-nama peminjam dan tanggal peminjaman, hahahahahahha. 

Mengenai penyusunan, aku hanya berpatok pada nomor urutnya saja. Aku nggak mempedulikan ukuran maupun kategori agar mudah dilihat apakah ada buku yang hilang atau tidak. Yang penting disusun rapi. 

Aku juga meletakkan beberapa kapur barus di dekat buku. Yah, walaupun baunya jadi agak nggak enak, tapi ternyata hal ini ampuh lho untuk mengurangi bercak warna kuning pada kertas daur ulang. Aku melihat perbedaan antara rak yang lupa dikasi kapur barus dengan yang rutin diberi kapur barus, wkwkwk.

Pertanyaan keempat, “Bagaimana menghias dinding kamar?”

Nah, kalo pertanyaan ini, dinding kamar kosku polos. Ada sih tempelannya tapi cuma mading aja. Mading yang berisi daftar buku dan peminjam, reminder ulang tahun teman-teman, kata-kata motivasi serta ide-ide tulisan yang pengen dibuat, wkwkwk. 

Sedangkan teman-teman yang lain itu kreatif banget. Ada yang pake lampu tumblr, ada yang pake stiker dinding, dsb. 

Saking serunya diskusi, waktu diskusi berakhir dengan cepat. Dua jam nggak terasa. Agit menutup diskusi dan besok paginya, mbak Ikha selaku notulen grup, membuat kesimpulan diskusi yang merangkum percakapan ratusan chat tersebut. 👍

#

Dari diskusi ini aku ngerasa salut dan seneng banget. Ternyata bisa yaa diskusi seru lewat chat dengan orang-orang yang baru kita kenal!

Apalagi Agit selaku moderator memberi respon balik pada semua masukan teman-teman. Agit juga menunggu kami selesai membahas satu pertanyaan baru lanjut ke pertanyaan lainnya.

Aku belajar banyak dari diskusi kali ini. Aku juga dapet catatan tentang hal-hal dan tip yang perlu dilakukan untuk mengatur dan merawat kamar tidur nantinya, hihi. 

Bisalah dipraktekkan kalo udah punya kamar sendiri, atau ntar pas sama suami, eaaaaaaaaaaakk.

#

Yak, sekian yang bisa aku ceritakan mengenai diskusi kami. Nantinya isi diskusinya bakal di posting secara lengkap di web Obrolin. Doakan semoga tim redaktur cepat mengolah artikelnya yaaa!

Terimakasih sudah membaca! 😚😚

Kamu berminat gabung ke Obrolin? Yuk, yuk gabung, kami senang lhooo..